1. Memanfaatkan biaya peluang

a. Pengertian Biaya Peluang

Pernahkah Anda merasa bingung mau beli ice cream dan cokelat tapi hanya memiliki uang sebesar Rp10.000,00 yang hanya cukup untuk membeli salah satunya? Lalu akhirnya Anda harus memutuskan untuk memilih satu dari pilihan tersebut, misalnya lebih membeli cokelat.

Kalau Anda pernah melakukan hal tersebut, dalam ilmu ekonomi disebut sebagai biaya peluang. Artinya, biaya peluang dalam ilustrasi tersebut adalah satu ice cream, dengan kamu memilih cokelat maka kamu kehilangan kesempatan untuk membeli cokelat.

Nah, kenapa sih biaya peluang bisa muncul? Biaya peluang muncul karena sumber-sumber daya ekonomi bersifat terbatas sehingga memaksa manusia untuk melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhannya yang tentunya didasarkan pada skala prioritas kebutuhan. Pilihan yang dibuat akan mengakibatkan pengorbanan pada pilihan yang lain dan timbulnya biaya peluang.

Dalam perhitungannya, biaya peluang tidak selalu berhubungan dengan uang. Bisa juga berupa waktu, kesenangan, keuntungan di masa depan, dan faktor-faktor lainnya. Dalam pengambilan keputusannya biaya peluang ini tergantung pada tujuan dan situasi yang dialami individu.

b. Perbedaan biaya peluang dengan biaya sehari-hari

******

1. Biaya peluang berbeda dengan biaya sehari-hari. Biaya sehari-hari adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi, tanpa memperhitungkan dikorbankannya kegiatan lain.

2. Sedangkan Biaya Peluang/Biaya Implisit/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah barang atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat diproduksi/digunakan, atau kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang hilang karena telah memilih alternatif lain. Jadi Ongkos alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang Y yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat diproduksikan.

3. Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya input atau biaya atas penggunaan faktor produksi, Misalnya Biaya gaji atau biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya listrik dan air, biaya bahan baku, biaya penjualan, biaya aministrasi dan sebagainya.

4. Biaya Sesungguhnya/Biaya Kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya yang tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya-biaya input, sehingga biaya sesungguhnya merupakan penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit.

5. Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih antara seluruh pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil penjualan output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha dan biaya di luar usaha yang merupakan biaya eksplisit).

6. Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara pendapatan total (pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya (biaya implisit dan biaya eksplisit)

Atau

Untuk memperjelas perbedaan biaya peluang dan biaya sehari-hari simak contoh soal berikut ini ya. Andi bekerja sebagai manajer di salah satu hotel bintang lima yang terkenal di Jakarta. Andi mendapat gaji per bulan sebesar Rp20.000.000,00. Karena ingin mengembangkan diri, ia berhenti bekerja sebagai manajer dan membuka sebuah restoran. Restorannya menempati rumahnya yang dahulu disewakan sebesar Rp10.000.000,00 per bulan. Untuk modal kerja ia mengambil depositonya sebesar Rp500.000.000,00 yang berbunga Rp6.000.000,00 per bulan.

Berikut ini disajikan laporan pengelolaan restauran Andi

Jika laba akuntansi lebih kecil daripada biaya peluang, maka perusahaannya sebenarnya merugi. Jadi jika penerimaan restoran Andi hanya Rp150.000.000,00 lebih baik Andi kembali bekerja di salah satu hotel bintang lima yang terkenal di Jakarta itu.

2. Prinsip dan motif ekonomi

a. Prinsip Ekonomi

Kalau Anda mau membeli suatu barang, pasti ingin harga barang tersebut sesuai dengan budget yang Anda miliki atau lebih murah dari harga aslinya, kan?

Nah, ketika harga barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan Anda, Anda akan cenderung melakukan tawar menawar agar barang tersebut bisa lebih murah. Kalau penjualnya deal atau setuju dengan harga yang Anda inginkan, sisa uang untuk membeli barang tadi bisa digunakan untuk membeli kebutuhan yang lain dan Anda akan lebih hemat.

Nah, tawar menawar merupakan suatu tindakan ekonomi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan suatu barang. Setiap orang harus memiliki pedoman atau arahan dalam melakukan tindakan ekonomi yang disebut dengan prinsip ekonomi.

Jadi, dengan adanya prinsip ekonomi ini, kita bisa memperhitungkan keuntungan dan kerugian saat melakukan tindakan ekonomi. Contohnya seperti kasus tawar menawar yang sudah dijelaskan di atas tadi. Ciri-ciri prinsip ekonomi adalah sebagai berikut :

• Mengutamakan kebutuhan yang sifatnya lebih penting dan mendesak
• Bersikap hemat dan tidak boros dalam tindakannya
• Melakukan tindakan ekonomi dengan pertimbangan yang matang
• Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap tindakan ekonomi yang dilakukannya.

1. usaha yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya dengan alat yang ada, dan
2. usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya seminimal mungkin.

b. Motif ekonomi

Nah, kalau sudah paham apa itu tindakan dan prinsip ekonomi, lalu, apa ya yang dimaksud motif ekonomi? Motif ekonomi adalah alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi. Sederhananya seperti ini, misalnya Anda ingin membeli satu barang yang sudah Anda idamkan, pastinya Anda akan bekerja dan mengumpulkan uang, kan? Nah, “bekerja” itu termasuk ke dalam tindakan ekonomi, sementara “membeli barang-barang”-nya adalah motif ekonominya.

Secara umum, ada 2 jenis motif ekonomi, yaitu :

1. motif intrinsik yaitu motif ekonomi atas kemauan sendiri. Contoh motif intrinsik adalah ketika kamu lapar/haus, maka kamu akan membeli makanan/minuman
2. motif ekstrinsik yaitu motif ekonomi atas dorongan lingkungan atau di luar diri sendiri. contoh motif ekstrinsik adalah ketika kamu membeli makanan produk baru karena kemakan iklan di televisi.

Contoh motif ekonomi yang dilakukan oleh konsumen adalah :

• Memperoleh kepuasan yang optimal
• Agar dapat bertahan hidup
• Agar diterima di lingkungan masyarakat
• Untuk menaikkan status sosial.

Contoh motif ekonomi yang dilakukan oleh distributor adalah :

• Memperoleh laba yang optimal
• Untuk mempercepat barang sampai ke konsumen

3. Skala Prioritas

Untuk menanggulangi adanya kelangkaan, kita harus membuat skala prioritas. Menentukan mana kebutuhan yang lebih penting dan harus dipenuhi terlebih dahulu. Tapi, bagaimana cara menentukan skala prioritas itu?

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi skala prioritas :

a. Tingkat kepentingan
b. Kemampuan diri
c. Mempertimbangkan masa depan

Itu artinya, dalam menentukan sesuatu, kita harus memilih untuk mengerjakan yang penting dan mendesak terlebih dahulu, penting tapi kurang mendesak, kurang penting tapi mendesak, baru yang terakhir melakukan yang kurang penting dan kurang mendesak. Sekarang, sudah mulai paham kan, apa itu pengertian ilmu ekonomi, kelangkaan, penyebab terjadinya kelangkaan, biaya peluang? Supaya apa yang Anda mau bisa terpenuhi secara optimal, yuk mulai tentukan skala prioritasmu.

This Post Has One Comment

Leave a Reply