1. Jurnal Khusus Pada Perusahaan Dagang

Anda pasti pernah belanja di suatu toko atau swalayan, biasanya transaksi tidak hanya satu jenis barang saja akan tetapi banyak barang yang dibeli. Berdasarkan kejadian tersebut pada perusahaan dagang yang jumlah transaksinya sangat banyak dan berulang diperlukan pencatatan yang khusus, oleh sebab itu dalam pencatatan di perusahaan dagang dikenal dengan jurnal khsusus. Apa yang membedakan jurnal khusus dan jurnal umum? Baik kita bahas secara rinci di bawah ini

a. Pengertian Jurnal khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Jurnal khusus (special journal) yang biasa digunakan dalam akuntansi perusahaan dagang terdiri atas empat macam:

  1.  jurnal penerimaan kas,
  2.  jurnal pengeluaran kas,
  3.  jurnal pembelian,
  4. jurnal penjualan,

Di samping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang tetap menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus.

b. Fungsi Masing-masing Jurnal Khusus

1) Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penjualan secara kredit. Contoh penjualan barang dagang secara kredit

2) Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit, baik pembelian barang dagangan maupun bukan barang dagangan. Contoh Pembelian barang dagang secara kredit, pembelian peralatan secara kredit, pembelian perlengkapan secara kredit.

3) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas, contoh transaksinya seperti penjualan tunai, penerimaan pinjaman, penerimaan pendapatan, penerimaan bunga, pelunasan piutang, dan penambahan modal

4) Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal yang fungsinya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas, contoh Pembelian barang dagang tunai, pelunasan utang dagang, pembayaran beban-beban, dan prive

2. Pencatatan Transaksi Pada Jurnal khusus

a. Jurnal Penjualan
Format jurnal penjualan dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) untuk mencatat tanggal kejadian transaksi
2) untuk memcatat nama debitur
3) untuk mencatat syarat pembayaran
4) untuk mencatat jumlah transaksi piutang dagang
5) untuk mencatat jumlah transaksi penjualan

b. Jurnal Penerimaan Kas
Format jurnal penerimaan kas dapat Anda perhatikan di bawah ini:

  1. Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tahun, bulan, tanggal terjadinya transaksi.
  2. Nomor bukti: kolom nomor bukti diisi dengan nomor bukti transaksi, seperti nomor kuitansi, cek, atau nomor bukti kas masuk.
  3. Keterangan: kolom keterangan digunakan untuk mencatat sumber penerimaan kas atau nama transaksi atas akun yang di kredit.
  4. Referensi: kolom referensi diisi dengan nomor akun pada saat posting, kecuali untuk transaksi yang berkaitan dengan piutang dagang diisi dengan tanda “…” (chek mark) pada saat transaksi dicatat. Hal ini dilakukan karena pada saat yang bersamaan transaksi tersebut akan dicatat dalam akun pembantu piutang dagang.
  5. Kas: kolom “kas” diisi dengan jumlah uang yang diterima pada tanggal transaksi yang akan dicatat pada sisi debit akun “kas”.
  6. Potongan penjualan: kolom potongan penjualan diisi dengan jumlah potongan penjualan yang diberikan pada tanggal transaksi.
  7. Penjualan: kolom penjualan diisi dengan jumlah barang yang dijual secara tunai, yang akan dicatat pada sisi kredit akun “penjualan”
  8. Piutang dagang: kolom piutang dagang diisi dengan jumlah piutang yang diterima pada tanggal tersebut, yang akan dicatat pada sisi kredit akun “piutang dagang”
  9. Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.
  10. Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar untuk akun serba-serbi.
  11. Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom serba-serbi.

c. Jurnal Pembelian
Format jurnal pembelian dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tanggal yang tertera dalam bukti transaksi.

2) Keterangan: kolom keterangan diisi dengan keterangan ringkas, biasanya menyebutkan nama kreditur.

3) Nomor bukti: kolom nomor bukti diisi dengan nomor bukti transaksi, seperti nomor faktur.

4) Syarat pembayaran: kolom ini diisi dengan syarat pembayaran untuk pembelian kredit yang dilakukan.

5) Pembelian: kolom ini diisi dengan harga pokok pembelian barang dagangan yang dibeli pada tanggal tersebut.

6) Perlengkapan: kolom ini diisi dengan harga pokok pembelian perlengkapan yang dibeli pada tanggal tersebut.

7) Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.

8) Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar untuk akun serba-serbi.

9) Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom serba-serbi.

10) Utang dagang: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah utang dagang yang terjadi.

d. Jurnal Pengeluaran Kas
Format jurnal pengeluaran kas dapat Anda perhatikan di bawah ini:

Keterangan:
1) Tanggal: kolom tanggal diisi dengan tahun, bulan, dan tanggal terjadinya transaksi.

2) Nomor bukti: kolom ini digunakan untuk mencatat nomor bukti transaksi, seperti nomor kuitansi, nota kontan, cek, dan bukti kas keluar.

3) Keterangan: kolom keterangan digunakan untuk mencatat nama kreditur, akun yang didebit atau nama transaksi.

4) Referensi: kolom referensi digunakan untuk mencatat tanda “…” (check mark) bila posting ke dalam buku besar pembantu telah dilakukan dan digunakan untuk mencatat nomor kode akun atas pembelian tunai dan jumlah serba-serbi bila posting ke buku besar telah dilakukan.

5) Pembelian: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah rupiah transaksi pembelian barang dagang secara tunai.

6) Utang dagang: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah utang dagang yang dibayar/dilunasi.

7) Akun: mencatat nama akun yang tidak disediakan kolom akun tersendiri.

8) Referensi: mencatat nomor kode akun yang diposting ke buku besar untuk akun serba-serbi.

9) Jumlah: mencatat jumlah uang untuk akun yang dicatat dalam kolom serba-serbi.

10) Kas: kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah rupiah berkurangnya uang tunai yang dikeluarkan.

11) Potongan pembelian: kolom ini digunakan untuk mencatat potongan pembelian yang diterima

3. Rekapitulasi Jurnal Khusus dan Posting ke Buku Besar

a. Rekapitulasi Jurnal Khusus
Untuk memudahkan pencatatan ke buku besar maka setiap selesai penjurnalan dibuatkan rekapitulasi jumlah setiap akun. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rekapitulasi adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan setiap kolom dalam jurnal khusus

2) Jumlah debet di dalam jurnal khusus harus sama dengan jumlah kredit

3) Akun yang mempunyai kolom tersendiri dijumlahkan, sedangkan yang ada dalam kolom serba-serbi dipindahkan sesuai akunnya, bukan jumlah kolom serba-serbi

4) Apabila jumlah jurnal khusus sudah dipindahkan ke rekapitulasi, maka di bawah jumlah diberi tanda nomor kode akun, sedangkan yang ada pada kolom serba-serbi nomor kode diletakkan di kolom referensi (ref)

5) Tanggal pencatatan dalam buku besar adalah tanggal akhir setiap jurnal khusus, kecuali akun yang ada di kolom serba-serbi, dicatat menurut tanggal terjadinya transaksi

b. Pengertian Buku Besar
Materi jurnal khusus sudah Anda bahas, mari kita lanjutkan 421 pembahasan berikutnya dengan materi buku besar (general ledger). Pada Pembahasan materi di semester ganjil Anda sudah mempelajari buku besar pada perusahaan jasa dan pada bagian ini kita akan mempelajari tentang buku besar perusahaan dagang. Sebelum mempelajari lebih lanjut kita ingatkan lagi pengertian buku besar.

Buku besar adalah alat yang digunakan untuk mencatat perubahan- perubahan yang terjadi pada suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi keuangan. Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan yang
mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan, Pada buku besar akun yang sejenis dicatat menjadi satu

pencatat ke buku besar

c. Bentuk Buku Besar Perusahaan Dagang
Buku Besar yang dapat digunakan disetiap perusahaan dibagi atas beberapa bentuk, yaitu:

  • Bentuk skontro atau T
  • Bentuk dua kolom
  • Bentuk tiga kolom
  • Bentuk empat kolom

Pembahasan keempat bentuk buku besar tersebut telah dibahas pada perusahaan jasa. Pada pembahasan buku besar di perusahaan dagang bentuk buku besar akan menggunakan format/bentuk empat kolom

d. Langkah-langkah dalam melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar
umum
Prosedur posting ke dalam buku besar adalah sebagai berikut:

1) Jumlahkan jurnal khusus kemudian tutup dengan memberikan garis ganda.

2) Masukkan angka jumlah akun tersebut dalam jurnal khusus debet ke akun buku besar sebelah debet dan angka jumlah akun kredit ke akun buku besar sebelah kredit.

3) Bersamaan memasukkan angka tersebut juga mengisi kolom ref atau di bawah angka jumlah pada jurnal khusus diisi nomor kode akun (ke mana angka tersebut diposting) sedangkan untuk kolom ref dalam akun buku besar diisi halaman jurnal (dari jurnal mana angka tersebut diperoleh).

Untuk memudahkan pengisian halaman di kolom ref buku besar berikut singkatan untuk sumber jurnal yang diinput nilainya di buku besar:

    • Jurnal penjualan disingkat JS contoh JS 01 artinya jurnal penjualan hal 1
    • Jurnal Pembelian disingkat JP contoh JP 02 artinya jurnal penjualan hal 2
    • Jurnal Penerimaan Kas disingkat JKM contoh JKM 03 artinya jurnal penerimaan kas hal 3
    • Jurnal Pengeluaran Kas disingkat JKK contoh JKK 04 artinya jurnal pengeluaran kas hal 4
    • Jurnal umum disingkat JU contoh JU 05 artinya jurnal umum hal 5

4) Untuk akun-akun dalam kolom serba-serbi yang diposting bukanlah angka jumlah, tetapi angka masing-masing akun. Apabila angka untuk masing-masing akun dalam kolom serba-serbi telah diposting semua, maka di bawah angka jumlah diberi tanda check mark (√)

5) Tanggal posting adalah tanggal akhir bulan yang bersangkutan

4. Buku Besar Pembantu pada Perusahaan Dagang

Pada perusahaan dagang selain buku besar kita juga akan membuat buku besar pembantu. Baik kita akan membahas lebih lanjut buku besar pembantu.

a. Pengertian dan Cara Posting ke Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat perkiraan tertentu dan perubahan-perubahannya secara rinci. Dengan demikian, perkiraan buku besar berfungsi sebagai perkiraan pengendali (controlling account), sedang perkiraan yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari perkiraan buku besar tertentu. Dalam perusahaan dagang, ada tiga macam buku pembantu yaitu buku pembantu piutang, buku pembantu utang, dan buku pembantu persediaan barang dagangan. Ketiganya dijelaskan sebagai berikut.

1) Buku pembantu piutang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
Fungsi dari buku pembantu ini adalah mencatat rincian piutang dagang menurut nama pelanggannya dan merinci jumlah piutang yang tercantum dalam saldo buku piutang.

2) Buku pembantu utang (Accounts Payable Subsidiary Ledger)
Fungsi buku pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagang perusahaan kepada masing-masing nama kreditur dan merinci jumlah utang yang tercantum dalam saldo buku besar utang.

3) Buku Pembantu Persediaan Barang (Merchandise Inventory Subsidiary Ledger)
Fungsi buku persediaan adalah mencatat rincian persediaan barang dagang berdasarkan nama dan jenis persediaan barang dan merinci persediaan barang.

b. Langkah-langkah Posting ke Buku Besar Pembantu
Prosedur posting dari jurnal ke buku besar pembantu dibuat sebagaimana membuat buku besar umum. Perbedaannya adalah pencatatan di buku besar pembantu harus dilakukan setiap terjadi transaksi. Setelah dicatat ke jurnal khusus, transaksi dicatat langsung ke buku besar pembantu. Langkah-langkah posting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu adalah sebagai berikut:

  • Sediakan buku besar untuk setiap perubahan piutang atau utang secara terpisah sesuai dengan nama orang atau nama perusahaan yang melakukan transaksi.
  • Transaksi yang terjadi langsung dicatat ke buku besar pembantu setelah dicatat ke jurnal khusus. Artinya transaksi dicatat ke buku besar pembantu sesuai dengan tanggal kejadian transaksi
  • Setiap akhir bulan, tiap buku besar pembantu dijumlahkan. Setiap akhir bulan disusun juga daftar saldo piutang atau daftar saldo utang dan dijumlahkan. Jumlah tersebut harus sama besarnya dengan jumlah saldo buku besar piutang atau utang.
Alur pencatatan dari Jurnal khusus ke buku besar

Berdasarkan alur tersebut terlihat bahwa setelah selesai melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar dan buku besar pembantu, langkah selanjutnya adalah membuat daftar saldo atau sisa. Daftar saldo atau sisa tersebut merupakan suatu daftar yang mengikhtisarkan saldo-saldo perkiraan buku besar pada suatu akhir periode

Leave a Reply