1. Neraca Saldo
Pada kegiatan pembelajaran ke 2 kita telah menyelesaikan sampai dengan menentukan saldo akun disetiap buku besar, selanjutnya saldo akun tersebut akan disusun dalam suatu daftar yang disebut neraca saldo. Jadi neraca saldo adalah daftar yang memuat saldo-saldo akun di buku besar. Neraca saldo dibuat untuk memverifikasi apakah saldo debet dan kredit menunjukan jumlah yang seimbang, oleh sebab itu setiap akhir periode perlu dibuat neraca saldo. Data yang disusun di neraca saldo adalah saldo-saldo yang terdapat pada buku besar selanjutnya disusun dalam format neraca saldo sebagi berikut:
Keterangan:
(1) diisi dengan nomor akun
(2) diisi dengan nama akun buku besar
(3) dan (4) diisi oleh jumlah saldo akhir buku besar
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagian dari cara memuat neraca saldo
dibawah ini. Data keuanga PD. Berkah Per 30 Juni 2019
Berdasarkan sebagian buku besar di atas maka neraca saldonya sebagai berikut:
2. Jurnal Penyesuaian
Pada akuntansi perusahaan jasa sudah dibahas tentang jurnal penyesuaian dengan tujuan untuk menyesuaikan akun-akun yang belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Beberapa akun yang perlu penyesuaian diantaranya:
a. Pemakaian bahan habis pakai seperti perlengkapan
b. Pendapatan yang masih harus diterima
c. Beban yang masih harus dibayar
d. Pendapatan diterima dimuka
e. Beban dibayar dimuka
f. Kerugian piutang tidak tertagih
g. Penyusutan harta tetap
Di perusahaan dagang pada prinsipnya sama untuk penyesuaian akun di atas, hanya di perusahaan dagang ada tambahan akun yang disesuaikan yaitu persediaan barang dagang. Pada penyesuaian persediaan barang dagang dikenal dua pedekatan dalam penyesuaian yaitu pendekatan Ikhtisar laba rugi dan Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP). Pendekatan tersebut terkait dengan akun yang terdapat di perusahaan dagang seperti persediaan barang dagang, penjualan, retur penjualan, potingan penjualan, pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian.
3. Kertas Kerja/ Neraca Lajur
Kertas kerja merupakan alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan. Pembuatan kertas kerja bukan suatu keharusan, boleh dibuat boleh juga tidak. Namun, bila menghendaki laporan keuangan rapi dan baik, kita dapat membuat kertas kerja terlebih dahulu karena neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan catatan akuntansi yang formal.
Tujuan pembuatan neraca lajur/kertas kerja adalah sebagai berikut:
a. memudahkan penyusunan laporan keuangan;
b. meringkas dan mengelompokkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian;
c. mempermudah menemukan kesalahan dalam jurnal penyesuaian. Komponen yang menyusun kertas kerja/neraca lajur terdiri atas neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi, dan neraca. Pada pembelajaran di semester ganjil telah dibahas kertas kerja pada perusahaan jasa. Pada materi sekarang akan dibahas kertas kerja di perusahaan dagang dengan menggunakan format 10 kolom.
Berdasarkan format di atas, maka langkah dalam penyelesaian kertas kerja sebagai berikut:
a. Memasukkan data saldo perkiraan ke kolom neraca saldo,
b. Catat hasil penyesuaian pada kolom penyesuaian,
c. Pindahkan jumlah yang sudah sesuai ke kolom neraca saldo disesuaikan
d. Pindahkan jumlah akun nominal (Penjualan, Retur Penjualan, Potongan Penjualan, Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, Potongan Pembelian, Pendapatan, dan Beban-Benan) ke kolom laba rugi
e. Pindahkan jumlah akun riil (harta, utang, prive, dan modal) ke kolom neraca
Baiklah, untuk lebih jelasnya kita akan membahas penyusunan kertas kerja di perusahaan dagang dengan pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan HPP.
a. Kertas kerja/neraca lajur dengan pendekatan ikhtisar laba rugi
Pada pembahasan jurnal penyesuaian kita sudah membahas tentang jurnal penyesuaian dengan pendekatan ikhtisar laba rugi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka selanjutnya kita akan membahas kertas kerja dengan pendekatan ikhtisar laba rugi.
Perhatikan contoh kertas kerja di bawah ini.
Penjelasan:
a. Akun Ikhtisar Laba Rugi, jumlahnya dicatat pada kolom laba rugi dan ditulis sesuai dengan hasil penyesuaian (lihat jumlah yang berwarna biru)
b. Pada kolom laba rugi, jumlah kredit lebih besar dari debet mencerminkan perusahaan memperoleh keuntungan/laba. Jika sebaliknya, berarti perusahaan rugi
c. Pada kolom neraca, jumlah kredit lebih kecil dari debet karena belum ditambah keuntungan yang diperoleh.
d. Laba perusahaan diperoleh dari selisih jumlah debet dan kredit di kolom laba rugi.
b. Kertas kerja/neraca lajur dengan pendekatan harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan atau HPP akan memuat jumlah dari Persediaan Barang Dagang, Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, dan Potongan Pembelian. Oleh sebab itu, maka pada kertas kerja seluruh jumlah akun tersebut akan dipindahkan ke akun HPP.
Baiklah, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kertas kerja di bawah ini.
Penjelasan:
a. Akun HPP, jumlahnya dicatat pada kolom laba rugi ditulis sesuai dengan hasil penjumlahan debet dan kredit (lihat jumlah yang berwarna biru)
b. Perkiraan Pembelian, Beban Angkut Pembelian, Retur Pembelian, dan Potongan Pembelian di kolom laba rugi jumlahnya nol karena dipindahkan ke HPP (lihat jumlah yang berwana biru)
c. Jumlah HPP dicatat di kolom laba rugi
d. Pada kolom laba rugi jumlah kredit lebih besar dari debet mencerminkan perusahaan memperoleh keuntungan/laba. Jika sebaliknya, berarti perusahaan rugi
e. Pada kolom neraca, jumlah kredit lebih kecil dari debet karena belum ditambah keuntungan yang diperoleh.
f. Laba perusahaan diperoleh dari selisih jumlah debet dan kredit di kolom laba rugi. Prosedur penyelesaian kertas kerja di perusahaan dagang pada prinsipnya sama dengan perusahaan jasa