1. Pengertian

Perhatikan contoh berikut!

Contoh 1

Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia yang berasal dari Indonesia. Candi Borobudur sendiri merupakan peninggalan terbesar agama Buddha yang ada di dunia. Candi ini dibangun sekitar tahun 824 M pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra.

Candi Borobudur merupakan monumen Buddha yang memiliki 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Candi Borobudur memiliki arsitektur Gupta yang menggambarkan kekentalan gaya arsitektur dari India.

UNESCO telah mengakui Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di Indonesia dan dunia serta memuji kemegahannya. Dalam pembangunannya, Candi Borobudur membutuhkan waktu sekitar 75 tahun di bawah komando arsitek Gunadarma.

60 ribu meter kubik batuan vulkanik yang digunakan untuk pembangunan candi ini diambil dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 Km di sebelah timur candi. Pada saat pembangunan, belum dikenal sistem metrik. Bahkan, satuan panjang yang digunakan dalam pembuatan candi adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah. Metode pengukuran ini biasa digunakan untuk mengukur panjang rambut dari dahi sampai dasar dagu.

Berdasarkan tulisan yang tertulis prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memprediksi bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Samaratunga, raja Mataram Kuno dari dinasti Syailendra. Samaratungga mulai membangun candi ini sekitar tahun 824 M. Namun, candi ini baru dapat diselesaikan pada masa Ratu Pramudawardhani yaitu putrinya.

Contoh 2

Pangeran Bondowoso dan Lorojonggrang

Sebuah kerajaan besar jatuh di musuh, kerajaan tersebut memiliki seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Pangeran Bondowoso jatuh hati padanya dan berniat menikahi sang putri. Namun tentu saja Roro Jonggrang tidak menyukai pangeran Bondowoso sehingga meminta sarat yang sulit yaitu membuat seribu candi hanya dalam waktu semalam. Ternyata pangeran Bondowoso menyanggupinya.

Dengan bantuan jin dan roh halus sebelum menjelang fajar persyaratan sudah hampir dipenuhi Pangeran Bondowoso. Tentu saja melihat hal itu Roro Jonggrang panik dan memikirkan cara untuk mencegahnya memenuhi persyaratan. Akhirnya sang putri menyuruh pelayan untuk menumbuk lesung dan menebarkan bunga. Sehingga jin dan roh halus merasa hari sudah siang dan langsung menghentikan pekerjaannya.

Pangeran Bondowoso merasa marah saat mengetahui cara licik Roro Jonggrang padahal hanya perlu 1 candi lagi untuk memenuhi persyaratan. Kemurkaan pangeran Bondowoso akhirnya dilampiaskan dengan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke 1000 untuk menggenapkan Candi.

Dari dua contoh tersebut dapatkah kalian membedakan teks cerita sejarah tersebut? Ya kalian benar! Pada contoh pertama merupakan teks cerita sejarah dan pada contoh kedua merupakan contoh teks cerita sejarah.

Teks cerita sejarah berbeda dengan teks sejarah. Teks sejarah adalah tulisan yang berisi cerita, kejadian atau peristiwa yang benar-benar pernah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Bedanya sangat jelas bahwa teks sejarah bukanlah cerita imajinasi, namun dapat disampaikan melalui gaya penulisan prosa nonfiksi maupun fiksi.

Pengertian teks cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa unsur lainnya saja. Teks cerita adalah istilah umum. Bisa jadi mengacu pada cerpen, novel, novelet, atau skenario drama.

Pada dasarnya hampir semua prosa atau novel dapat memuat nilai sejarah jika gaya penulisan yang digunakan adalah gaya realis. Namun, kandungan sejarahnya tidak akan sekuat teks cerita sejarah. Seorang sastrawan yang sering kali menggunakan fakta-fakta sejarah sebagai latar untuk mengisahkan tokoh-tokoh fiksinya bermaksud untuk mengisahkan kembali seorang tokoh sejarah dalam berbagai dimensi kehidupannya, seperti emosi pribadi tokoh, tragedi yang menimpanya, kehidupan keluarga dan masyarakat, serta pandangan politiknya.

Misalnya, novel Rora Mendut versi Mangunwijaya dan versi Ajip Rosidi; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala Bangsa, dan Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno ketika menjalin rumah tangga dengan Inggit Garnasih; Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil karya Remy Silado. Contoh lain novel The da Vinci Code karya Dan Brown.

Cerita sejarah adalah cerita yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif. Cerita sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika disajikan secara simbolisasi verbal. Novel tergolong ke dalam teks deskriptif.

Sebelum membahas lebih lanjut cerita sejarah berikut akan disampaikan perbedaan antara teks sejarah dengan cerita sejarah. Simpulannya, teks sejarah adalah fakta, sementara teks cerita sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementa

2. Struktur

Teks cerita sejarah, seperti cerita lainnya (novel, cerpen, dll) termasuk dalam kategori cerita ulang. Sehingga, baik teks cerita sejarah ataupun novel sejarah memiliki struktur teks yang sama, yakni: orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, evaluasi, dan koda. Berikut adalah struktur teks cerita sejarah menurut Kemdikbud (2017, hlm. 43).

a. Pengenalan situasi cerita (orientasi, exposition)
Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan latar belakang baik waktu, tempat, maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan antartokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.

b. Pengungkapan peristiwa
Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama tokoh utama (protagonis).

c. Konflik (rising action)
Disini terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.

d. Puncak Konflik (komplikasi)
Merupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya.

e. Penyelesaian (resolusi)
Jika tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita (ending) yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui penjelasan maupun penilaian terhadap nasih dan sikap yang dialami oleh tokoh- tokoh yang terlibat dalam peristiwa.

f. Koda
Merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi tidak disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian ini adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk buku lanjutannya, dsb.

Sebenarnya teks cerita sejarah memiliki 3 struktur penyusun, yaitu:

  • Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
  • Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya disampaikan dalam urutan kronologis.
  • Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak.

3. Ciri-ciri

Untuk mengenal lebih dalam akan dibahas ciri-ciri teks cerita sejarah. Adapun ciri- cirinya sebagai berikut:

1. Disajikan secara kronologis berdasarkan urutan kejadian atau urutan peristiwa di masa lampau.

2. Berbentuk recon teks atau cerita ulang. Cerita ulang atau recon dibedakan menjadi dari tiga jenis, yakni:

a. Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa secara langsung.
b. Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta, catatan kepolisian, dsb.
c. Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi cerita yang lebih rinci dan menarik.

3. Sering menggunakan konjungsi (kata penghubung) temporal.
4. Isinya berupa fakta yang diperoleh berdasarkan data-data yang dikumpulkan.
5. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.

4. Fungsi

Adapun teks cerita sejarah yang diantaranya yaitu:

1. Fungsi rekreatif, memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca.
2. Fungsi inspiratif, memberikan inspirasi, imajinasi dan kreatifitas untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara untuk lebih baik lagi.
3. Fungsi intruktif, sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
4. Fungsi edukatif, dapat dijadikan petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi manusia dalam berperilaku.

5. Nilai-nillai

Cerita sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Sebagian besar nilai yang dihasilkan masih sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi pembelajaran di masa ini. Berikut adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam cerita sejarah.

a. Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.

b. Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.

c. Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.

d. Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan

e. Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.

f. Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

This Post Has 2 Comments

  1. Andika Adistya p

    Sering kali kita bertemu

Leave a Reply