Kalian sudah mengerti kan struktur teks editorial? Teks editorial berstruktur pernyataan pendapat (thesis statement), argumentasi (arguments), dan pernyataan ulang pendapat (reiteration). Kalian pasti masih ingat juga kaidah teks editorial. Pada topik ini kaidah akan kembali kita perdalam agar kalian mampu menganalisis bahasa teks editorial. Pemahaman kaidah bahasa sangat diperlukan dalam kemahiran menganalisis bahasa.

Sebagai salah satu ragam bahasa jurnalistik, teks editorial/opini mengandung unsur-unsur bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Teks eksposisi adalah salah satu jenis teks yang dibahas pada kelas 10 dalam kurtilas. Teks ini berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Adanya jenis teks ini dalam teks editorial menunjukkan bahwa teks editorial merupakan teks yang bergenre makro.

Ada banyak kaidah kebahasaan yang digunakan dalam membuat teks makro, termasuk teks editorial. Berikut adalah uraian beberapa kaidah kebahasaan yang kita temukan dalam teks editorial.

1. Adverbia frekuentatif dan Modalitas

Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang mempertegas ekspresi kepastian. Dalam tradisi struktru fungsional linguistik (SFL), hal ini sering juga disebut modalitas. Contoh adverbia frekuentatif adalah selalu, biasanya, sering, kadang- kadang, jarang, dan kerap.

2. Konjungsi

Konjungsi yang digunakan pada teks editorial adalah konjungsi eksternal temporal, konjungsi internal penegasan, dan konjungsi kausalitas/sebab-akibat. Berikut adalah contoh ketiga konjungsi tersebut.

3. Verba/kata kerja

Verba dalam linguistik struktural harus dianalisis berdasarkan struktur klausa. Hal ini disebabkan skema informasi diterapkan pada tataran klausa. Kita tidak bisa menerapkan verba hanya pada tataran jenis kata semata. Halliday membagi verba menjadi enam jenis proses: material, tingkah laku (behavioural), verbal, mental, relasional, dan eksistensional. Dalam teks editorial, terdapat tiga jenis proses verba, yaitu material, mental, dan relasional.

A. Verba material
Verba ini menekankan adanya proses dalam melakukan sesuatu. Proses material membutuhkan dua partisipan yang disebut (1) pelaku dan (2) yang dikenai pelaku. Contohnya adalah sebagai berikut.

B. Verba mental
Verba mental adalah verba yang menjelaskan proses dalam merasakan. Ada tiga hal yang dijelaskan dalam proses ini, yaitu:

1. Persepsi: (melihat, mendengar, mencium, mengecap, meraba)
2. Afeksi: (suka, takut, benci)
3. Kognisi: (berpikir, memahami, mengetahui)

Dalam proses mental terdapat dua partisipan yang disebut yang merasakan (perasaan sadar untuk melihat, merasakan, atau berpikir) dan fenomena (hal yang dirasakan atau dipikirkan) Perhatikan contoh berikut!

C. Proses relasional
Verba relasional adalah proses untuk menjadi sesuatu Terdapat tiga tipe proses relasional, yaitu

  1. Intensif a adalah b (membentuk hubungan persamaan di antara dua entitas)
  2. Keadaan a ada pada b (mendefinisikan suatu entitas berada pada suatu tempat, waktu, atau sikap)
  3. Posesif/kepemilikan a memiliki b (mengidentifikasi bahwa satu entitas memiliki yang lain)

Setiap tipe proses di atas menciptakan dua model:

Proses ini membutuhkan dua partisipan, yaitu penanda dan petanda atau penyandang dan sandangan
Contoh:

Proses ini membutuhkan dua partisipan, yang disebut token dan yang teridentifikasi dan partisipan nilai dan pengidentifikasi.
Contoh:

4. Modalitas

Salah satu ciri kebahasaan teks editorial adalah adanya penggunaan kalimat pendapat dan pandangan seorang penulis terhadap suatu permasalahan (tesis). Untuk menunjukkan hal ini, teks editorial membutuhkan ciri kebahasaan yang lain, yaitu modalitas.

Modalitas adalah cara penulis menyatakan sikap dalam sebuah komunikasi. Beberapa bentuk modalitas di antaranya adalah memang, niscaya, pasti, sungguh, sangat, tentu, tidak, bukan (untuk menyatakan kepastian), agaknya, barangkali, mungkin, rasanya, rupanya (untuk menyatakan kesangsian), semoga, mudah- mudahan (menyatakan keinginan), jangan (larangan), mustahil (keheranan).

Leave a Reply