Opini dapat juga diartikan sebagai argumentasi. Opini yang baik adalah opini yang ditunjang atau dibenarkan oleh fakta. Opini yang baik juga harus logis dan jelas. Kemudian, untuk menyusun opini, kalian harus menemukan fakta, peristiwa, atau kejadian dari berbagai sumber sebagai dasar kalian beropini/berpendapat.

1. Struktur artikel opini
Struktur artikel diawali dengan pernyataan pendapat (thesis statement) atau topik. Selanjutnya, beberapa argumentasi tentang pendapat atau pandangan tentang masalah (arguments), terakhir, pernyataan ulang pendapat (reiteration), yakni penegasan kembali pendapat yang telah dikemukan agar pembaca yakin dengan pandangan atau pendapat tersebut.

2. Argumentasi
Bagian ini paling penting dan harus kuat. Artinya, argumentasi harus didukung data aktual karena opini umumnya bersifat aktual yang berisi analisis subjektif terhadap suatu permasalahan. Argumentasi yang dibangun harus konstruktif agar pesan dalam tulisan dapat diserap secara baik oleh pembaca. Kemudian, kalian harus memberikan solusi yang komprehensif

3. Penggunaan bahasa
Kecenderungan pembaca teks artikel adalah membaca tulisan yang tidak terlalu panjang, mudah dibaca, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, pada saat membangun opini, gunakan bahasa yang komunikatif dan tidak bertele-tele, serta ringkas penyajiannya.

Dalam menggali gagasan dan argumentasi, gunakanlah kalimat yang efektif, efisen, dan mudah dimengerti. Jika kalian menggunakan istilah asing atau bahasa daerah, buatlah padanan kata dalam bahasa Indonesia.

1. Mengungkapkan Opini dalam Kalimat

Perhatikan gambar berikut!

Cara Sederhana Menjaga Mata

Berdasarkan gambar tersebut buatlah opini dengan kalimat yang baik dan benar!

Kemudian, agar artikel dapat meyakinkan pembaca, kalian harus menambahkan kalimatkalimat tersebut dengan data, fakta, atau pendukung lainnya, misalnya:

  • Pertama, Kalian harus menghindari membaca dengan jarak terlalu dekat.
  • Apabila kita terbiasa melihat dari jarak dekat (kurang dari 30 cm) secara terus menerus, otot mata akan terus berkontraksi dan bekerja terus menerus, sehingga akan menyebabkan lensa mata semakin cembung, dan akan menyebabkan terjadinya rabun jauh, atau mata tidak dapat melihat lagi objek yang jauh.

2. Menyusun Opini dalam Bentuk Paragraf

Setelah terampil menulis opini dalam kalimat, kalian dapat melanjutkan menulis opini dalam bentuk paragraf. Halhal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a) Opini harus relevan atau diperkuat fakta
Opini yang diperkuat fakta yang relevan akan meyakinkan pembaca.

Misalnya, opini bahwa lebih dari 3 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan penglihatan berat dan kebutaan.

Hal itu harus didukung oleh fakta, yaitu jumlah penduduk Indonesia yang telah mengalami gangguan tersebut. Informasi tersebut disampaikan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantono, M. Kes saat acara peringatan hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) yang disatukan dengan hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan hari Obesitas sedunia 2019 di Gedung Sate Bandung, Selasa (15/10/2019).

b) Opini harus logis
Agar mudah dipahami dan diterima orang lain, suatu opini harus logis atau dapat diterima oleh akal sehat.

Misalnya, opini bahwa pelaku penghinaan terhadap orang lain tidak boleh dituntut di pengadilan agar persatuan dan kesatuan teteap terjaga.

Opini itu tidak logis karena jika tidak diadili, justru akan meresahkan masyarakat dan akan menjadikan persatuan dan kesatuan terganggu.

c) Opini harus jelas
Ketidakjelasan opini dapat disebabkan oleh bertumpunya gagasan yang ada di dalam sebuah pernyataan.

Misalnya, opini selain persoalan penataan sistem organisasi dan birokrasi, ada sejumlah persoalan yang harus mendapat khusus dari mendikbud baru yang terkait persoalan pengelolaan guru dan peningkatan kualifikasinya.

Opini tersebut tidak jelas karena memiliki gagasan yang bertumpuk. Oleh karena itu ,penyampaiannya harus dipilah menjadi beberapa pernyataan sebagai berikut:

  1. Selain persoalan penataan sistem organisasi dan birokrasi, ada sejumlah persoalan yang harus mendapat perhatian khusus dari mendikbud baru.
  2. Hal itu terkait persoalan pengelolaan guru dan peningkatan kualifikasinya.

Selama proses menulis, ada baiknya tulisan dijaga agar tetap tajam, berbobot, dan berimbang. Tulisan tajam merupakan tulisan yang membahas persoalan tanpa berbelitbelit, ditulis dengan sederhana, lugas, dan tidak menimbulkan multitafsir. Tulisan berbobot biasanya menimbulkan reaksi atau efek yang cukup signifikan, mempunyai kekuatan untuk memengaruhi pembacanya, serta memiliki dampak perubahan dan diperhitungkan oleh pihakpihak yang dikenai tulisan. Tulisan berimbang haruslah memberi pencerahan dan berpihak pada kebaikan, bukan sebaliknya

Leave a Reply