Pasti kalian sudah tahu apa itu ceramah? Pada modul sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari ceramah, isi dan struktur teks ceramah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Seseorang yang menyampaikan ceramah biasanya disebut sebagai penceramah. Untuk berceramah di depan umum terlebih dahulu kita harus memahami unsur kebahasaan dari teks ceramah, yang nanti setelah itu kalian diharapkan mampu menulis materi atau topik apa yang akan kalian bahas untuk menyampaikan ceramah yang baik.

Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Merujuk pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut,

  1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan.
    Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga menggunakan kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.
    Contoh:
    Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya ….
  2. Menggunakan kata-kata teknis ataupun peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
    Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.
    Contoh:
    Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku.
  3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab- akibat).
    Misalnya, jika… maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
    Contoh:
    Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
  4. Menggunakan kata kerja mental
    Kata kerja mental seperti memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lain- lain.
    Contoh:
    Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka saya waktu itu bukannya tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah.
  5. Menggunakan kata kerja persuasif
    Kata-kata persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus.
    Contoh:
    Dampak negatif lain dari adanya kemajuan teknologi adalah banyaknya terjadi kasus penipuan dengan menggunakan media sosial sebagai akibat dari teknologi yang semakin tinggi. Dan yang paling penting adalah bahwa kini korbannya adalah para ibu – ibu rumah tangga. Karena terlalu sering main ponsel genggam, mereka menjadi susah untuk membedakan mana hal yang nyata dan mana yang hanya berita gosip saja. Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja.

Nah setelah kalian pelajari tentang kaidah kebahasaan teks ceramah, kira-kira
bagaimana ya membuat sebuah teks ceramah atau jika kamu diberi kesempatan
untuk berceramah. Hal apa yang harus kamu persiapkan untuk menciptakan suasana
ceramah nantinya akan membuat para pendengarnya tertarik. Berikut adalah tata cara mengonstruksi atau membuat sebuah teks ceramah yang baik dan bisa
disampaikan kepada khalayak pendengar.

Adapun langkah-langkah penyusunannya dimulai dengan menentukan topik dan
tujuan, menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka
dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, hingga menyunting teks
ceramah.

  1. Menentukan Topik
    Beberapa topik yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah:
    a. pengalaman pribadi,
    b. hobi dan keterampilan,
    c. pengalaman dalam pekerjaan,
    d. pelajaran sekolah atau kuliah,
    e. pendapat pribadi,
    f. peristiwa hangat dan pembicaraan publik,
    g. masalah keagamaan,
    h. problem pribadi,
    i. biografi tokoh terkenal, dan
    j. minat khalayak.
  2. Merumuskan Tujuan Ceramah
    Ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

    a. Tujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).

    1) Ceramah informatif, ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan, posisi Indonesia di kancah internasional.
    2) Ceramah persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang cara- cara hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.
    3) Ceramah rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonan- guyonan yang memancing tertawa pendengar.

    b. Tujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.

    Berikut contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.

    Topik : Keragaman budaya daerah
    Tujuan umum : Informatif (memberi tahu)
    Tujuan khusus : Pendengar mengetahui bahwa:

    1) setiap daerah memiliki budaya yang khas;
    2) dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang bisa kita petik.

    Topik : Manfaat penghijauan Tujuan umum : Persuasif (mengajak)
    Tujuan khusus:

    1) Pendengar memperoleh keyakinan tentang manfaat penghijauan.
    2) Pendengar mau mengikuti program penghijauan dengan baik

  3. Menyusun Kerangka Ceramah
    Kerangka ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar materi yang akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat dalam memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur, menghindari timbulnya pengulangan pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
    Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

    a. Ceramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.
    b. Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.
    c. Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.
    d. Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.

  4. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka
    Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah ceramah yang utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan pengahayatan terhadap bahan-bahan yang ada, yakni dengan jalan:

    a. mengkaji bahan secara kritis,
    b. meninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audien),
    c. meninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,
    d. menyusun sistematika bahan ceramah, dan
    e. menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.

Leave a Reply