Setelah kalian mempelajari tujuan, esensi, bentuk penyajian, dan sistematika karya ilmiah. Pada kegiatan pembelajaran kali ini kalian akan belajar mengenai kebahasaan karya ilmiah.

Kebahasaan Karya Ilmiah

Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti. Kaidah kebahasaan karya ilmiah:

a) Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya.
b) Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.
c) Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna.
d) Ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah haruslah lugas (bermakna denotatif). Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan secara eksplisit guna mencegah timbulnya pemberian makna lain.
e) Kata baku pun perlu digunakan dalam karya ilmiah untuk menunjukan bahwa tulisan tersebut bersifat formal.
f) Selain kata baku, istilah pun akan banyak muncul berkaitan dengan isi karya ilmiah tersebut.
g) Jika karya ilmiah membahas bidang pendidikan, maka istilah pendidikan pun akan sering muncul pada karya ilmiah tersebut.
h) Karya ilmiah banyak menggunakan kata kerja mental, seperti diduga, dianalisis, atau dipahami.

Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif. Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel di bawah ini!

Leave a Reply