1. Kebahasaan dalam Teks Resensi
Teks resensi memiliki kaidah–kaidah kebahasaan seperti berikut.
a. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
Contoh:
- Tak disangka Bella pun memiliki perasaan yang sama. Bella akhirnya menceritakan kepada Edward bahwa dia seorang Vampir.
- Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa cemilan kepada mereka berdua, yaitu keripik jengkol.
b. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
Contoh:
- Dia kemudian disukai oleh para siswa pria di sekolahnya.
- Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang aneh pada diri Bella.
c. Banyak menggunakan konjungsi penyebaban: karena, sebab.
Contoh:
Keeseokan harinya pada saat sekolah, Bella meminta maaf kalau Edward akan menjadi Vampir juga karena telah tertetesi cairan air liurnya.
d. Menggunakan kata kerja mental, seperti menarik, menyukai, menikmati, menyelami, menyadari, mengejutkan, memikat, dan bahagia.
Contoh:
- Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh–tokohnya sehingga pembaca dapat dengan mudah menyelami karakter para tokohnya.
- Novel ini membawa pembacanya untuk tidak hanya menikmati kisahnya.
- Mulailaah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang aneh pada diri Bella.
- Ada sesuatu yang memikat pada kubus kecil ini.
- Ia memiliki konsep sederhana, elegan, namun secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.
e. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal itu ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya.
Contoh:
- Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai mengingkari ajaran agamanya.
- kita harus senantias berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam.
- Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafkan kesalahan orang lain yang sudah bertaubat.
Pedoman Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur–unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah (seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali) maupun dari bahasa asing (seperti bahasa Arab, Belanda, Inggris, Sansekerta, dan Yunani). Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan itu. Secara umum peraturan–peraturan itu adalah sebagai beirkut.
- Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecualiuntuk bunyi ng, ny, sy, kh yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
- Peulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.Mislnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.
- Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerob) bukan erob, hidraulik(Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: System) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.