Pada pembahasan pertama modul ini, kalian telah memahami hakikat fiksi, jenis- jenis fiksi, dan yang terakhir unsur-unsur fiksi.

Selanjutnya kalian akan mempelajari beberapa hal tentang buku kumpulan puisi

1. Hakikat Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.

2. Ragam Puisi

Puisi merupakan karya cipta manusia yang telah ada sejak lama. Oleh karena itu, ada sejumlah puisi yang berkategori ke dalam bentuk lama di samping puisi baru atau puisi modern yang dikenal sekarang. Puisi lama terikat oleh berbagai peraturan, seperti banyaknya baris tiap bait, dan banyaknya suku kata tiap baris.

a. Puisi Lama
Berikut ini beberapa bentuk puisi lama.

  1. Mantra
    Mantra adalah puisi yang berupa gubahan bahasa, yang diserapi oleh kepercayaan akan dunia gaib. Irama bahasa sangatlah penting untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari hasil imajinasi atas dasar kepercayaan animisme.

    Contoh:
    Sirih lontar pinang lontar Terletak di atas penjuru
    Hantu buta, jembalang buta
    Aku mengangkatkan jembalang rusa.
    ….

  2. Pantun Berkait
    Pantun berkait atau pantun berantai adalah pantun yang terdiri atas beberapa bait. Pantun ini terdiri atas beberapa bait yang sambung menyambung. Hubungannya terlihat bahwa baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari ketiga pada bait kedua.

    Contoh:
    Sarang garuda di pohon beringin
    Buah kemuning di dalam puari
    Sepucuk surat dilayangkan angina
    Putih kuning sambutlah Tuari
    Buah kemuning di dalam puari
    Dibawa dari Indragiri
    Putih kuning sambutlah Tuan
    Sambutlah dengan si tangan kiri

  3. Talibun
    Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sampiran da nisi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.

    Contoh:
    Kalau anak pergi ke pekan
    Yu beli belanak beli
    Ikan panjang beli dahulu
    Kalau anak pergi berjalan
    Ibu cari sanak pun cari
    Induk semang cari dahulu

  4. Pantun Kilat
    Pantun kilat atau karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris: baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.

    Contoh:
    Gendang gendut, tali kecapi
    Kenyang perut, senanglah hati
    Pinggan tak retak, nasi tak dingin
    Tuan tak hendak, kami tak ingin

  5. Gurindam
    Gurindam sering juga disebut sajak peribahasa. Gurindam terdiri atas dua baris yang berirama. Baris pertama umumnya berupa sebab (hokum, pendirian), sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau dugaan.

    Contoh:
    Barang siapa meninggalkan zakat
    Tiadalah artinya boleh berkat

    Barang siapa berbuat fitnah
    Ibarat dirinya menentang panah

  6. Syair
    Syair merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab.

    Contoh:
    Diriku lemah anggotaku layu
    Rasakan cinta bertalu-talu
    Kalau begini datangnya selalu
    Tentulah kakanda berpulang dahulu

b. Puisi Baru/Modern
Sebelumnya kita sudah mengenali ciri-ciri puisi lama yang terikat oleh berbagai ketentuan. Hal itu berbeda dengan puisi baru yang cenderung bebas. Puisi baru tidak terikat oleh ketentuan banyak lirik pada setiap baitnya, banyaknya suku kata, ataupun pola rimanya. Berikut ini perbedaan puisi dengan karangan lain.

  1. Puisi itu padat makna
  2. Puisi banyak menggunakan kata-kata konotasi
  3. PUisi mengutamakan keindahan kata-kata
  4. Puisi disajikan dalam bentuk monolog

Syarat puisi baru:

  1. DIketahui nama pengarangnya
  2. Dalam perkembangannya secara lisan dan juga tertulis
  3. Menggunakan majas atau gaya bahasa yang dinamis (berubah-ubah)
  4. Bentuk dari puisi baru ini rapid an simetris
  5. Banyak sekali menggunakan pola sajak pantun dan syair, walapun ada juga pola yang lain
  6. Puisi baru memiliki persajakan yang teratur
  7. Sebagian besar puisi empat seuntai
  8. Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  9. Setiap gatranya terdiri dari dua kata, tapi juga bisa lebih (4—5 suku kata)

3. Unsur Fisik dan Batin

a. Unsur Fisik
Unsur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.

  1. Perwajahan puisi (tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  2. Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi menggunakan sedikit kata-kata yang dapat mengungkapkan banyak hal sehingga kata-kata tersebut harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  3. Citraan (imaji), yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan perabaan. Citraan-citraan itu mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang dialami penyair.
  4. Kata konkret, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figurative yang menyebabkan puisi menjadi prismatic, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna.
  5. Rima/irama ialah persamaan bunyi puisi baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi. Rima mencakup onomatope (tiruan terhadap bunyi) seperti /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi seperti pada puisi Soetardji Calsoem Bachri. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, atau keras lemahnya bunyi.

b. Unsur Batin
Unsur batin puisi, meliputi hal-hal berikut.

  1. Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan pengarang.
  2. Rasa (feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi.
  3. Nasa (tone) adalah sikap penyair terhadap pembacanya.
  4. Amanat (intention) adalah pesan dalam puisi yang hendak disampaikan penyair kepada pembaca.

4. Ulasan Puisi

a. Pengertian ulasan
Teks Ulasan adalah teks yang berisi tentang ulasan atau penilaian atau review terhadap suatu karya. Karya yang biasanya dibuat ulasannya adalah dapat berupa cerpen singkat, puisi, novel, buku, film, album lagu, produ, ataupun berita. Pengulas harus bersikap kritis saat memberikan ulasannya agar tulisannya tersebut dapat menjadi suatu kontribusi di kemudian hari bagi kemajuan karya yang dijadikan ulasan.

b. Tujuan Teks Ulasan

  1. Menunjukkan pandangan atau penilaian penulis resensi atau pengulas terhadap suatu karya, produk atau peristiwa
  2. Memberikan informasi kepada pembaca atau publik tentang kelayakan yang dimiliki suatu karya atau produk
  3. Membantu pembaca untuk mengetahui isi dari suatu karya
  4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan karya atau produk yang diulas atau diresensi
  5. Mengetahui perbandingan karya atau produk tersebut dengan karya atau produk lain yang sejenis
  6. Memberikan informasi yang komprehensif tentang suatu karya, produk atau peristiwa
  7. Memberi ingormasi dan mengajak pembaca agar merenungkan, memikirkan dan mendiskusikan masalah yang terdapat dalam suatu karya.
  8. Teks ulasan memiliki tujuan untuk memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang suatu karya apakah pantas untuk dinikmati atau tidak.
  9. Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan suatu karya dengan karya lain atau suatu produk dengan produk lain yang serupa.
  10. Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk memilih, membeli dan menikmati suatu karya atau produk .

c. Ciri-ciri Teks Ulasan
Teks ulasan memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan teks cerita atau teks sejarah. Ciri-ciri yang dimiliki oleh teks ulasan adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki struktur teks yang tersusun dari Orientasi, Tafsiran, Evaluasi, dan Rangkuman.
  2. Memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini dari penulis terhadap suatu karya atau produk.
  3. Opini yang dibuat berdasarkan fakta yang diinterpretasikan.
  4. Teks ulasan disebut juga dengan resensi.

d. Struktur Teks Ulasan
Teks ulasan berbeda dari jenis teks lainnya. Ada 4 hal yang menyusun sebuah teks ulasan sehingga menjadi sebuah teks yang utuh. Struktur teks ulasan yang membedakannya dengan jenis teks lain adalah tersusun atas:

  1. Orientasi, menjelaskan tentang gambaran umum mengenai karya yang akan diulas atau direview. Dari sini, pembaca akan dengan mudah mengetahui apa yang akan diulas dari karya atau produk tersebut.
  2. Tafsiran, menjelaskan tentang rincian atau informasi detail tentang karya yang akan diulas atau direview. Rincian tersebut dapat berupa kelebihan atau keunggulan, hal yang unik, kualitas, atau bagian dari karya tersebut.
  3. Evaluasi, memberikan gambaran tentang pandangan dari pengulas atau reviewer terhadap karya yang diulas. Evaluasi dilakukan setelah membuat tafsiran untuk mempermudah pengulas dalam menilai bagian yang bernilai atau pun yang kurang dari suatu karya atau produk.
  4. Rangkuman, memberikan tentang komentar dari pengulas atau reviewer mengenai karya atau produk yang diulasnya, apakah bagus atau tidak, apakah berkualitas atau tidak.

Leave a Reply