Ciri-ciri hikayat, sebagai berikut:
- Berpusat atau bercerita tentang kerajaan (istana sentris)
- Tak diketahui nama pengarangnya (anonim)
- Mengandung banyak nilai, terutama nilai moral
- Cerita hanya seputar peperangan antarkerajaan, keajaiban, kekuatan gaib, serta percintaan (statis)
- Selalu berakhir dengan kemenangan tokoh utama (happy ending)
Demikian ciri-ciri hikayat yang perlu kalian ketahui. Selain itu, salah latihan awal untuk menjadi penulis cerita rakyat, kalian harus mengetahui bagian-bagian penting dalam hikayat yang disajikan di dalamnya.
1. Bagian-bagian Penting dalam Hikayat
Untuk mengetahui bagian-bagian penting tersebut, kalian harus pula mengetahui struktur hikayat sebagai pedoman mengidentifikasi bagian-bagian penting dalam hikayat.
Struktur Hikayat
(a). Abstrak
Abstrak ini sifatnya optional, yaitu boleh ada dan boleh juga tidak. Bagian ini bisa saja tidak ada dalam hikayat.
Abstrak, merupakan gambaran umum tentang keseluruhan isi hikayat
Contoh:
Hikayat ini mengisahkan tentang perjuangan seorang anak manusian yang ditinggal ayah ibunya untuk merebut hak-haknya sebagai pewaris kerajaan orang tuanya.(b). Orientasi
Orientasi atau setting, berisi informasi mengenai latar kisah atau peristiwa. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
Contoh:
Maka pada suatu adalah dua orang laki istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicarinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu. Maka dinantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang.Maka ia pun berhetilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik paranya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya “Apa upayaku hendak menyebrang sungai ini?”
(c). Komplikasi
Komplikasi berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian ini berisi konflikyang menjadi daya tarik dalam sebuah cerita.
Contoh:
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “Hai tuanhamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang: sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawiitu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini.”(d). Resolusi
Resolusi, beriai pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini juga berisi konflik yang mulai mereda dan sering disebut bagian pemecahan masalah.
Contoh:
Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggil pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, “Hai orang tua sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, “Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mertuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.(e). Koda
Koda merupakan kata-kata penutup yang berfungsi sebagai kesimpulan ataupun penegasan kembali tentang pesan-pesan penting yang terkandung dalam isi hikayat. Bagian ini juga termasuk optional.
Contoh:
Demikianlah nasib yang dialami oleh seorang yang gigih di dalam perjuangannya. Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan pun akan mengabulkannya; yang juga memiliki arti penting bagi kehidupan orang itu.Rekonstruksi Isi Hikayat
Kata-kata arkais itu harus kalian ubah menjadi kata atau kalimat yang mudah dipahami pembacanya jika kalian ingin menceritakan kembali, mereproduksi, atau merekontruksi hikayat. Hal ini dilakukan agar cerita dalam hikayat dapat dinikmati semua orang dan bukan hanyaorang-orang tertentu saja.
Tidak ada yang melarang untuk menuliskan kembali sebuah hikayat karena cerita ini tidak memiliki nama pengarannya dan sudah turun temurun ceritanya diketahui oleh masyarakat.
Namun syaratnya, sebagai berikut :(a) Menuliskan sebelum cerita dimulai, yaitu cerita ini ditulis ulang oleh ….
(b) Mencari dan mengartikan kata-kata arkais yang ditemukan
(c) Menggunakan bahasa yang dikenal oleh masyarakat agar cerita melekat pada pembacanya.
(d) Memperhatikan tujuan utama dari hikayat, yaitu pesan/ amanat. Pesan/ amanat tidak boleh menyimpang dari cerita aslinya dan nilai-nilai dalam hikayat.
(e) Tidak ada perubahan tokoh, latar, dan alur. Halitu harus dipertahankan dari aslinya.
(f) Mencatat pokok-pokok cerita yang ada dalam setiap bagian peristiwanya.
Hikayat ini adalah warisan nenek moyang kita. Hikayat ini juga merupakan kekayaan budaya bagi bangsa kita. Warisan ini jangan sampai punah sehingga hilang, lenyap. Akibanya, banyak di antara kalian yang tidak mengetahui hikayat. Hal itu tidak boleh terjadi. Marilah kita bersama–sama menjaga warisan leluhur kita sebagai bukti bahwa kita cinta dan bangga kepada negara kita, Indonesia.