Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak pemain.

Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan.

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan drama

a. Membaca dan Memahami Teks Drama
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan memahami teks drama. Teks drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (kostum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks drama, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.

Dalam teks drama yang perlu dipahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu dibaca dan pahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan konflik- konflik yang menyertainya.

b. Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan
Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati watak tokoh. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh dapat diidentifikasi melalui (1) narasi pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan watak tokoh.

Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kamu dapat memerankan tokoh tertentu dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan melalui cara sang tokoh memikirkan dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Artinya, watak seorang tokoh bisa dihayati mulai dari cara sang tokoh memikirkan dan merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan cara tokoh bertingkah laku.

Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu, seorang pemain harus mampu:

  1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.
    Seorang pemain dikatakan mampu bertutur dengan jelas apabila setiap suku kata yang diucapkannya dapat terdengar jelas oleh penonton sampai deretan paling belakang. Selain jelas, pemain harus mampu mengucapkan dialog secara wajar. Perasaan dari masing-masing pemain pun harus bisa ditangkap oleh penonton.
  2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.
    Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca dialog, suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan. Suara pemain tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga ketika ada penonton yang berisik.
  3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.
    Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang lain bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat menunjukkan bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.

Ada 3 macam tekanan yang biasa digunakan dalam melisankan naskan drama:

  1. Penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi, harus relevan.
    Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau status sosial tokoh yang diperankan.
  2. Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan kemarahan, maka ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa marah.
  3. Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah.

2. Memahami Teknik Bermain Drama

Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut ini hal-hal yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.

a. Teknik Muncul
Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. Tentu, setelah muncul, pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana perasaan adegan yang sudah tercipta di atas pentas. Kehadiran seorang tokoh harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan perwatakan yang sudah tercipta atau dibangun.

b. Teknik Memberi Isi
Kalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain. Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo).

c. Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan memikat. Bagi pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:

  1. Pengucapan
    Pengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume dan nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog diucapkan dengan penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus mengucap dengan keras-cepat-tinggi atau lembut-lambat-rendah.
  2. Gestur.
    Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu saja, tidak dapat dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.

d. Menciptakan Peran
Tentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang ”memerankan sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang dihadirkan adalah sifat, watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”. Dengan demikian, seorang pemain harus berkemampuan menciptakan peran dalam sebuah pertunjukan.
Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran:

  1. kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan
  2. kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol
  3. carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya
  4. ciptakan gerakan mimik atau gesture yang mampu mengekspresikan watak tokoh
  5. ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh
  6. rancanglah garis permainan tokoh untuk melihat perubahan dan perkembangan karakter tokoh
  7. ciptakan blocking dan internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang diperankan.

3. Metode menanggapi sebuah pementasan drama

Menanggapi adalah memberikan ulasan, komentar, pendapat, dan kritik atau penilaian secara lisan terhadap suatu pementasan karya sastra. Ada beberapa tahapan dalam menanggapi pementasan drama yaitu sebagai berikut :

a. Menghayati pementasan
Ini adalah sebuah langkah awal yang harus dilakukan sebelum menanggapi pementasan karya sastra adalah menghayati sungguh-sungguh pementasan karya sastra yang akan ditanggapi. Setelah itu ada dua hal yang ditanggapi dari pementasan yaitu pertama, tanggapan terhadap karya sastra yang dipentaskan. Kedua, tanggapan terhadap teknik pementasan karya sastra.

b. Menentukan topik yang akan ditanggapi
Saat melihat sebuah pementasan, catatlah hal-hal penting yang pantas untuk ditanggapi. Ada dua hal penting yang pantas untuk ditanggapi yaitu : unsur- unsur cerita drama yang dipentaskan dan teknik pementasannya.

c. Mempersiapkan alasan yang logis
Pementasan karya sastra bermakna memberikan alasan, komentar, pendapat, dan kritik secara lisan terhadap pementasan karya sastra. Pendapat itu merupakan pendapat pribadi. Maka dari itu, agar pendapat bisa diterima maka harus disertai dengan alasan yang logis.

d. Menyusun kerangka
Butir-butir yang telah didapat kemudian dikembangkan menjadi kerangka yang runtut dan sistematis. Kerangka tanggapan identik dengan kerangka bicara. Oleh karena itu, kerangka berfungsi sebagai pedoman atau penuntun arah dalam bicara dan juga sebagai sarana yang memudahkan untuk mengikuti dan memahami isi pembicaraan.

e. Menyampaikan tanggapan secara lisan
Setelah semua tahap dilakukan, barulah tahap penyampaian tanggapan dilakukan. Penyampaian tanggapan dilakukan dengan mengembangkan kerangka tanggapan yang telah dibuat sebelumnya.

Leave a Reply